Dengarkan Ruqyahnet Radio Online

Radio Server 1

Radio Server 2

wahai penuntut ilmu, agar selalu mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu, dan bersungguh-sungguh mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Karena ilmu itu ibarat pohon, sedang amal adalah buahnya. Seseorang belum dianggap berilmu selama belum mengamalkan ilmunya.Janganlah kamu melakukan suatu amal selama kamu belum mengetahui ilmunya. Begitu pula jangan pernah mempelajari suatu ilmu selama kamu masih meninggalkan amal. Gabungkanlah diantara keduanya meskipun hanya sedikit bagian yang kamu peroleh

SYUBHAT SYUBHAT DALAM RUQYAH

Written By Rudianto on Selasa, 13 Oktober 2015 | 07.45

SYUBHAT SYUBHAT DALAM RUQYAH

1.       Jimat dari AL QUR’AN
a.        Tamimah adalah sesuatu yang dijahit dan digantungkan, yang diyakini dapat menolak berbagai penyakit dari diri mereka. Termasuk juga al wada : sesuatu yg dikeluarkan dari laut yg digunakan sebagai penangkal penyakit ‘ain. Temasuk dalam hal ini semua yg digantungkan dipintu, mobil dll yang diyakini dapat menangkal penyakit tertentu
b.       Tamimah termasuk kesyirkan.: barangsiapa menggantungkan sesuatu maka sungguh ia telah menyekutukan Allah.( HR. Ahmad)
c.        Ibrahim anNakh’I , ia berkata : “mereka tidak suka semua tamimah, baik dari al Qur’an maupun selain al Qur’an.( fathul Majid) mereka yang dimaksud adalah para sahabat Ibnu Mas’ud
d.       Sikap muslim dalam masalah ini :
Pendapat para sahabat ibnu Mas’ud lebih mendekati kebenaran dengan alasan :
1.       Keumuman larangan
2.       Mencegah agar tidak terjadi perbuatan yang terlarang
3.       Al qur’an diturunkan sebagai hidayah dan minhajul hayah
2.       Khadam Malaikat
a.        Khadam adalah pembantu, diyakini dapat menjaga dan melindungi namun dalam praktek lebih banyak dipahami bahwa khadam adalah pelayan yang melayani kebutuhan tuannya dengan amal dan ritual tertentu
b.       Khadam malaikat adalah kebohongan, as Saba’ : 40-41
3.       Melihat bangsa jin
a.        Dalam beberapa riwayat dikenal adanya beberapa sahabat yang berkelahi dengan jin
b.       Ibnu taimiyah dalam Majmu’ fatawa menyebutkan bahwa seseorang dalam kondisi tertentu dapat melihat jin tetapi sesaat-sesaat
c.        Pendapat Imam Syafi’I tentang surat Al A’raf : 27
Dlm firman-Nya Allah mengatakan :"Wahai anak Adam, janganlah kamu sekali-kali dpt ditipu oleh setan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga. Dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya di (setan) dn pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang2 yg tidak beriman."
(QS. Al-A'raf : 27).

Al-Baihaqi meriwayatkan dlm manaqib as-Syafi'i, dengan sanad ar-Rabi', katanya,"Saya mendengar as-Syafi'i berkata :"Barang siapa mengklaim dirinya melihat jin, maka kami menganggap syahadatnya telah batal, kecuali jika dia seorang nabi."
Komentar Ibnu Hajar :"(Ini, yg dikatakan Imam Syafi'i) sangat mungkin bagi orang yg mengaku sebagai melihat jin dlm bentuk mereka sebagaimana mereka diciptakan. Sedangkan orang2 yg mengatakan telah melihat mereka (jin) sesudah mereka mengalami
dlm bentuk hewan, misalnya maka itu tidak mengapa. Sebab, berbagai riwayat telah megatakan tentang perubahan-perUbahan bentuk mereka."
(Fathul Bari, juz 6 : hal. 396 oleh Ibnu Hajar al-Asqalani).

Sedangkan pendapat As-Syaukani :
"Sebagian ulama menggunakan ayat ini (..Sesungguhnya mereka dan pengikutnya melihat kamu dari arah yg kamu tdk bisa melihat mereka) sebagai dalil bahwa melihat setan itu tidak mungkin.Padahal dlm ayat tersebut tdk ada isyarat yg menyatakan demikian.Pengertian ayat tersebut
adalah bahwa Iblis melihat kita dari tempat yg kita tdk melihatnya, dan bukan berarti bahwa kita tdk bisa melihatnya untuk selamaya. Tak terlihatnya mereka oleh pandangan kita saat mereka melihat kita, sama sekali tdk mengharuskan ketidak-mungkinan setan atau jin untuk dilihat."
(Tafsir Fath-al-Qadir, al-Babi al-Halabi : juz 2 : hal. 197).

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata,"Di Madinah ada sekelompok jin, dan mereka telah menyatakan diri masuk Islam. Kalau salah seorang
di antara kalian melihat sesuatu (yg mencurigakan), maka mintalah ia pergi. Tetapi kalau ia tetap membandel maka bunuhlah ia. Sebab dia adalah setan."

d.       Dimensi jin tertutup bagi manusia biasa : Al An’am 50,59,60, pengecualian hanya pada Nabi dan Rasul saja ( Al Jin : 26-27)
e.       Kecenderungan pendapat yang lebih kuat adalah pendapat Imam syafii, karena lebih maslahat dalam kondisi zaman sekarang dan dalam praktek ruqyah demikianlah yang benar.
f.         Pengalaman ruqyah, melihat jin bisa terjadi :
                                                               i.      Jin secara sengaja menampakan diri
                                                              ii.      Manusia bekerjasma dengan jin agar dapat melihat alam jin
                                                            iii.      Manusia dibantu oleh jin tanpa disadarinya
4.       Kerjasama dengan bangsa jin
a.        QS. Al An’am : 128, Al Jin : 6
b.       Kemampuan memerintah dan menguasai bangsa jin adalah kekhususan yang diberikan kepada Nabi dan Rasul terutama Nabi Sulaiman as. QS. Shad : 35
c.        Tidak ada jin yang memberikan bantuan tanpa minta imbalan ( Al An’am 128)

d.       Sejarah Nabi saw dan pada sahabat tidak pernah ditemukan adanya bentuk kerjasama dengan bangsa jin

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...